Senin, 13 Juni 2011

ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR
MANUSIA DAN LINGKUNGAN 

Manusia adalah makhluk di bumi yang paling cerdas dan memiliki akal untuk berpikir. Namun, sebagian manusia justru malah menyalahgunakan apa yang mereka punya untuk merusak alam yang sejatinya berguna bagi kehidupan mereka sendiri. Akibat hanya berpikir pendek tentang motif ekonomi saja, maka ratusan juta hektar hutan mengalami kehancuran, seluruh flora dan faunanya punah tidak bersisa. Di dalam motif ekonomi hanya ada upaya pencarian keuntungan sebanyak-banyaknya, tanpa memperhatikan kelestarian lingkungan. Sebaliknya dengan motif kesejahteraan dan keberkahan maka aspek kelestarian lingkungan menjadi prioritas. Ada manusia yang mengeksploitasi hutan secara tradisional ada juga yang modern dengan menggunakan beragam alat berat. Namun hasilnya berujung pada kerusakan lingkungan. Dalam hal inilah pentingnya berperasaan selain berpikir. Dengan istilah lain, silahkan kelola dan eksploitasi lingkungan, asalkan dengan hati.

Relasi manusia dan lingkungan adalah hubungan yang timbal balik dan simbiotik mutulisme. Saya sebut sebagai timbal balik dan simbiotik mutualisme karena manusia hidup di alam lingkungan hidup dan alam sebagai lingkungan hidup juga membutuhkan manusia untuk pelestariannya. Jadi, manusia butuh alam untuk kehidupannya dan alam juga membutuhkan manusia untuk pelestariannya.

Manusia memang dijadikan oleh Allah sebagai khalifah atau pengganti atau yang menggantikan. Allah menjelaskan di dalam surat al Baqarah (30), berbunyi: “wa idz qala rabbuka lil malaikati inni ja’ilun fi al ardhi khalifah”. Yang artinya: “dan ketika Tuhanmu berkata kepada malaikat, sesungguhnya aku akan menciptakan khalifah di dunia”. Malaikat ketika itu tidak sepakat. Dan kemudian  bertanya kepada Allah swt, apakah makhluk itu tidak akan melakukan kerusakan di bumi  dan menumpahkan darah, padahal kami, para malaikat selalu melakukan pujian. Akan tetapi Allah menyatakan bahwa Dia  lebih mengetahui apa yang tidak malaikat ketahui”.

Di dalam konsepsi Islam, maka  terdapat dua  fungsi manusia di dalam kehidupannya. Pertama, adalah sebagai abdun atau hamba Allah dan kedua sebagai khalifah atau wakil Allah di bumi. Di dalam fungsi pertama, maka fungsi manusia adalah untuk melakukan pengabdian dan di dalam fungsi kedua sebagai khalifah maka manusia memiliki fungsi amanah, tanggungjawab, wewenang, kebebasan menentukan pilihan dan kreativitas akal. Jika sebagai hamba,  maka yang lebih besar adalah untuk kepentingan individunya, maka sebagai khalifah maka fungsi manusia lebih banyak untuk di luar dirinya, manusia lain dan alam seluruhnya.

Fungsi manusia di dalam kehidupan ini adalah sebagai Abdun atau hamba Allah. Di dalam konsep abdun, maka manusia berhubungan dengan Tuhan yang Rabb bukan ilah. Ilah yang kemudian di tambah dengan al ma’rifat maka menjadi Allah, artinya adalah Tuhan yang jauh berada di langit suci yang tidak tersentuh, yang transcendental. Maka, yang yang Ilah tersebut harus diturunkan menjadi Tuhan yang memelihara, yang memberi rizki, yang mengatur kehidupan alam dan manusia dengan sifat kasih sayangnya. Yang rahman dan rahim. Dalam bahasanya, Hasan Hanafi disebut sebagai Tuhan yang hadir di bumi dan bukan yang berada jauh di langit yang suci.

Di dalam fungsi manusia sebagai hamba, maka ia sama dengan alam lainnya. Bukan manusia yang menguasai alam akan tetapi yang hidup bersama-sama dengan alam dan memanfaatkannya secara memadai dengan mempertimbangkan kelestariannya. Seluruh ciptaan Allah adalah hambanya. Manusia dan alam sekitarnya dan juga makhluk lain ciptaannya adalah hambanya yang selalu menyucikan namanya, yang memujinya. Dengan demikian, fungsi manusia dalam relasinya dengan Tuhan yang Rabb adalah sebagai hambanya atau abdun.

Manusia memang diciptakan Tuhan sebagai cetak biru sebaik-baik ciptaan. Sebagaimana firmannya: “sesungguhnya Aku ciptakan manusia sebagai sebaik-baik ciptaan” atau laqad khalaqna al insane fi ahsani taqwin”. Akan tetapi jika manusia tidak menjadi hamba atau abdun terbaik, maka derajat tersebut dapat diturunkan menjadi sejelek-jelek ciptaan. Atau secara konseptual disebutkan: “tsumma radadnahu asfala safilin”.

Kemudian, fungsi kedua adalah sebagai manusia yang memiliki relasi dengan sesamanya dan alam lingkungannya.  Di dalam hal ini, maka konsep yang paling baik adalah tentang shalat. Allah memerintahkan manusia untuk melakukan pengabdian dan salah satunya adalah melalui shalat. Shalat menggambarkan relasi kemanusiaan dan alam yang sangat baik. Shalat diawali dengan menyebut nama Tuhan yang maha agung dan kemudian diakhiri dengan salam atau menebar keselamatan. Tidak cukup hanya dengan ucapan tetapi juga dengan tindakan, menoleh ke kiri dan ke kanan. Maknanya adalah manusia harus menebarkan Islam yang rahmatan lil alamin. Tidak hanya mengabdi kepada Tuhan yang maha Kuasa tetapi juga mengabdi kepada keselamatan dan perdamaian. Dalam konsepsi yang akademis dan praksis disebut sebagai saleh ritual dan saleh social.

Islam merupakan ajaran yang sangat lengkap. Tidak hanya mengatur hubungan dengan Tuhan melalui sistem peribadahan, akan tetapi juga mengatur tentang hubungan antar sesama manusia dan alam lingkungannya. Di dalam konsepsi al-Qur’an disebut sebagai hablun minallah dan hablun minan nas. Manusia harus selalu menjaga hubungan baik dengan Tuhan sebagai Rabb dan Ilah akan tetapi juga menjaga hubungan baik dengan sesame manusia. Konsepsi Tuhan yang memelihara, memberikan kasih sayang, yang maha adil dan sebagainya harus menjadi bagian dasar dari sifat manusia dalam berhubungan dengan sesama manusia dan juga alam lingkungannya.

Maka, yang sebaiknya adalah tidak hanya hablun minallah dan hablun minan nas saja akan tetapi juga ditambah dengan konsep hablun minal alam. Yaitu menjaga hubungan baik dengan alam. Manusia harus bersahabat dengan alam. Agar alam memberikan kasih sayangnya maka manusia juga berlaku kasih saying kepada alam. Manusia tidak boleh semena-mena dalam mengekplorasi alam untuk kepentingannya. Manusia harus menjaga ekosistem alam agar lestari kehidupannya.

Dan jika itu bisa dilakukan, maka kehidupan di dunia akan selamat dan damai. Bukankah kerusakan alam adalah disebabkan oleh perilaku manusia. Jika ingin selamat, maka hendaknya manusia menjaga alam sebagaimana menjaga dirinya sendiri.

ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR
MANUSIA SAINS DAN TEKNOLOGI


A. IPTEK dan Peradaban Manusia

Sains dan Teknologi adalah institusi manusiawi; artinya Sains dan Teknologi adalah karya yang dilahirkan manusia. Maka tanpa adanya manusia kedua karya tersebut juga tidak akan ada. Namun ada beda fundamental antara kedua institusi tersebut. Perbedaannya terletak pada sumbernya.

Sains sebagai “body of knowledge” yang kita ketahui saat ini adalah hasil abstraksi manusia dari sumber alami melalui berbagai fenomena yang diamatinya. Kemudian fenomena tersebut direpresentasikan kedalam berbagai model yang membentuk suatu paradigma. Maka kebenaran sains adalah bila dan hanya bila suatu fenomena alami dapat cocok (fit) pada model-model dari suatu paradigma yang berlaku. Bila model dalam suatu paradigma yang dianut tidak lagi dapat merepresentasikan suatu fenomena alami tertentu, maka fenomena tersebut merupakan suatu anomali. Namun anomali tidak dapat terjadi berulang kali. Bila hal demikian ditemui maka paradigma tersebutpun mengalami krisis dan gugur sebagai paradigma yang absah untuk kemudian digantikan oleh model baru yang membentuk paradigma baru pula (Kuhn, 1996). Fenomena alami dan kebenaran yang ada dibaliknya sebenarnya telah beroperasi sejak jauh sebelum manusia ada, misalnya gaya gravitasi dan elektromagnetik, adanya elektron dan neutron didalam atom, proses radioactive decay dan lain sebagainya merupakan kebenaran alami yang telah beroperasi sejak awal sejarah jagad raya ini, jauh sebelum manusia menghuni planet Bumi. Oleh karena itu berbagai kebenaran alami yang terhimpun dalam sains merupakan temuan (discovery) manusia. Namun tanpa manusiapun kebenaran alami tetap beroperasi sebagai sumber dari sains.

Berbeda dari sains, teknologi sepenuhnya bersumber pada manusia itu sendiri. Teknologi diciptakan manusia sebagai instrumen dalam usaha memenuhi kebutuhannya. Teknologi merupakan suatu fenomena sosial. Oleh karena itu tanpa manusia, tanpa masyarakat, teknologipun tiada.

Teknologi diciptakan manusia melalui penerapan (exercise) budidaya akalnya. Manusia harus mendayakan akal pikirannya dalam me-reka teknologi berdasarkan ratio (nalar) dan kemudian membuatnya, me-yasanya, menjadi suatu produk yang kongkrit. Jadi perlu penerapan rekayasa dalam menciptakan teknologi, dan sebaliknya teknologi kemudian akan membantu manusia dalam merekayasa. Inter-relasi dan interaksi antara rekayasa dan teknologi sering sulit dipahami karena seakan terjadi secara obvious atau terjadi sepenuhnya dilatar belakang sehingga luput dari pengamatan. Maka untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas dari peran rekayasa dalam penciptaan teknologi dan sebaliknya, perlu digresi sebentar sampai pada saat asal mula terbentuknya masyarakat manusia.

Sains itu sendiri secara umum didefinisikan sebagai pengetahuan (knowledge) yang didapatkan dengan cara sistematis tentang struktur dan perilaku dari segala fenomena yang ada di jagad raya dan isinya, baik fenomena alam maupun sosial. Sementara itu, teknologi merupakan aplikasi dari sains sebagai respons atas tuntutan manusia akan kehidupan yang lebih baik.

Teknik secara umum diartikan sebagai alat perlengkapan dan metode membuat sesuatu. Teknologi adalah suatu cara untuk teknik memproduksi atau memproses membuat sesuatu yang lebih mengembangkan ketrampilan manusia.

B. Peran IPTEK Dalam Era Globalisasi

Perbedaan utama antara negara maju dan negara berkembang adalah kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemajuan yang pesat di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi di negara-negara maju karna didukung oleh sistem informasi yang mapan. Sebaliknya, sistem informasi yang lemah di negara-negara berkembang mengakibatkan keterbelakangan dalam penguasaan, ilmu pengetahuan, dan teknologi. Jadi jelaslah bahwa maju atau tidaknya suatu negara sangat di tentukan oleh penguasaan teirhadap informasi, karena informasi merupakan modal utama dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan.teknologi yang menjadi senjata pokok untuk membangun negara. Sehingga apabila satu negara ingin maju dan tetap eksis dalam persaingan global, maka negara tersebut harus menguasai informasi.

Di era globalisasi dan informasi ini penguasaan terhadap informasi tidak cukup harnya sekedar menguasai, diperlukan kecepatan dan ketepatan. Sebab hampir tidak ada guna menguasai informasi yang telah usang, padahal perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat mengakibatkan usia informasi menjadi sangat pendek, dengan kata lain, informasi lama akan diabaikan dengan adanya informasi yang lebih baru.

Masukan (input) dan kontribusi langsung dari para pemegang peran (stakeholders) yang lain; siswa, orang tua dan anggota masyarakat juga memberikan informasi yang sangat membantu dan meningkatkan dukungan masyarakat bagi pengembangan sekolah. Jika obyektifitas utamanya adalah memaksimalkan pendidikan sumber daya manusia maka hal itu telah meningkatkan hubungan komunikasi kita dengan seluruh sektor lingkungan pendidikan dan para pemegang peran (stakeholders). Lagipula kunci utama untuk meningkatkan komunikasi harus terfokus pada saling berbagi komunikasi terbuka dan meningkatkan kesempatan untuk mendapatkan dukungkan dari segala bidang.

Kehidupan kita sekarang perlahan lahan mulai berubah dari dulunya era industri berubah menjadi era informasi di balik pengaruh majunya era globalisasi dan informatika menjadikan computer, internet dan pesatnya perkembangan teknologi informasi sebagai bagian utama yang harus ada atau tidak boleh kekurangan dikehidupan kita. Aktifitas network globalisasi ekonomi yang disebabkan oleh kemajuan dari teknologi informasi bukan hanya mengubah pola produktivitas ekonomi tetapi juga meningkatkan tingkat produktivitasdan pada saat bersamaan juga menyebabkan perubahan structural dalam kehidupan politik, kebudayaan, kehidupan sosial masyarakat dan juga konsep waktu dalam dalam berbagai lapisan masyarakat.

Dalam globalisasi ekonomi, perekonomian dunia tidak akan lagi mengenal batas-batas negara dan bahkan peranan negara diramalkan akan semakin berkurang. Arus globalisasi ekonomi dipercepat oleh kemajuan teknologi yang makin pesat khususnya di bidang transportasi, telekomunikasi dan informasi yang memungkan arus orang, barang, jasa, dan informasi bergerak dengan lebih cepat, dalam jumlah yang semakin besar, dengan kualitas yang semakin baik, dan dengan biaya yang semakin murah. Persaingan antar bangsa dalam memproduksi barang dan jasa akan semakin kuat dan ketat. Kemajuan teknologi itu pulalah yang akan makin mempercepat proses globalisasi di berbagai bidang kehidupan manusia. Dengan demikian, maka penguasaan iptek dari suatu bangsa yang akan menentukan keberhasilan bangsa itu menghadapi globalisasi dalam bidang ekonomi dan bidang kehidupan lainnya.

C. Dampak Negatif Atas Penyalahgunaan IPTEK

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di satu sisi dapat membantu atau mempermudah kinerja manusia dalam menjalankan usaha atau kreativitas dan aktivitas, akan tetapi disisi lain dengan kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat menghancurkan moral atau akhlak manusia, karena manusia tidak bisa mengambil nilai manfaat dari teknologi yang digunakan atau manusia menyalahgunakan ilmu pengetahuan dan teknologi itu untuk kepentingan ”hasrat” sesaat. Hasrat sesaat yang penulis maksud disini ialah menyalurkan kepentingan-kepentingan yang dapat atau bisa merusak atau merugikan diri sendiri dan orang lain. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi ini berkembang sesuai dengan tuntutan jaman. Tidak terasa jaman telah berganti dan sekarang manusia berada pada jaman era globalisasi, pusat-pusat informatika begitu mudah didapat, persaingan begitu ketat baik dibidang usaha atau pekerjaan maupun dibidang pendidikan. Proses globalisasi di satu sisi membuka peluang besar untuk perkembangan manusia, disisi lain membuka ketakutan-ketakutan dan ketidaksiapan manusia untuk menunjukkan skill yang dimiliki, sehingga manusia yang tidak siap menghadapi datangnya globalisasi menyatakan bahwa globalisasi sebagai sistem yang tidak manusiawi.


Perkembangan teknologi dan penelitian ilmiah merupakan kegiatan manusia dan mempunyai dimensi moral dan etika. Kita harus menghindari sainsisme yang menjadikan sains sebagai norma absolut kehidupan dan orang diijinkan untuk melakukan apa saja yang mungkin dalam sains dan teknologi.

Manusia memiliki dua peranan yang harus dilakoni dalam kehidupan ini, yaitu manusia sebagai makhluk individu dan manusia sebagai makhluk sosial. Sebagai seorang individu manusia memiliki sifat egois, ambisius dan tidak pernah puas. Sedangkan dalam peranannya sebagai makhluk sosial mereka dituntut untuk bisa berbagi dan saling tolong menolong.

Dari kedua sifat yang saling bertolak belakang itulah muncul teknologi. Singkat kata teknologi juga memiliki dua sifat yang berbeda, yaitu positif dan negatif. Kedua dampak tersebut pasti berjalan beriringan seiring dengan teknologi yang dihasilkan manusia. Karena akhir – akhir ini banyak yang lebih mementingkan individualisme daripada sosial kemasyarakat, maka teknologi yang dihasilkanpun cenderung kepada sifat yang negatif. Banyak kerugian yang ditimbulkan daripada keuntungannya. Sebagai contoh penerapan teknologi nuklir yang diselewengkan menjadi senjata pemusnah masal dan pengerukan sumber daya alam secara berlebihan yang berdampak pada hilangnya keseimbangan ekosistem di bumi. Kedua contoh tersebut merupakan dampak negatif yang muncul akibat sifat egois, ambisius dan tidak pernah puasnya manusia dalam kehidupannya.

Dari kenyataan yang ada, kecuali dampak positif, kemajuan sains dan teknologi juga memberikan dampak negative bagi hidup manusia. Di sini disebutkan beberapa dampak negatif yang telah muncul antara lain dalam bidang : 

1.           1. Informatika. 
Kemajuan teknologi komputer dan informasi, faktanya juga membuat dunia kejahatan makin canggih. Praktek-praktek pencurian melalui jaringan computer dan internet, seperti pembobolan bank, penipuan transaksi dagang via internet, bahkan pembocoran rahasia sebuah institusi atau negara, juga makin sering terjadi.

Kemajuan teknologi komputer dan informasi ini, juga memungkinkan seseorang bisa dirusak kehidupan pribadinya dengan cara penyebarluasan informasi yang tidak benar dan gambar yang direkayasa menggunakan computer dan disebarkan melalui internet. Di beberapa tempat, adanya internet ternyata juga punya dampak negatif bagi banyak orang muda yang dengan mudah mengakses situs pornografi dan informasi yang provokatif dan menghasut dari kelompok-kelompok tertentu. Dan yang terburuk, terbukanya keran informasi akibat majunya teknologi komputer dan informasi ini, membuat mereka yang tak siap menjadi bingung menyikapinya.

2.           2. Persenjataan. 
Persenjataan yang canggih juga memiliki dampak negatif. Akibat yang ditimbulkan senjata modern dan canggih, bisa lebih menimbulakn kerusakan dan kerugian yang lebih besar atau korban yang jauh lebih banyak jumlahnya ketimbang senjata konvensional, juga karena dengan itu korban yang dibunuh dapat lebih banyak daripada perang tradisional. Senjata modern dan canggih juga bisa membuat beberapa negara merasa sangat kuat dan ingin menguasai atau memaksakan kehendak pada negara lain. Senjata modern dengan efek penghancur yang dahsyat, seperti senjata dengan uranium dan nuklir, bisa memicu persaingan dan pada tingkat tertentu juga bisa menyulut pecahnya perang. Dewasa ini bahkan banyak riset yang dilakukan untuk menciptakan senjata modern dan canggih dengan daya penghancur luar biasa. Para ahli yang melakukan riset penciptaan senjata itu, tentu juga berpikir untuk menguji senjata hasil buatan mereka. Ini jelas bisa menjadi ancaman. Dalam situasi normal dan tenang, mereka memang akan melakukan pengujian di darah aman dan tanpa penghuni. Tapi siapa yang bisa menjamin bahwa mereka tak pernah berkeinginan untuk menguji senjata mereka dalam kondisi sebenarnya, yakni menjadi mesin perang untuk menghancurkan suatu Negara yang dihuni jutaan manusia.

3.           3. Biologi. 
Teknologi rekayasa di bidang biologi juga mengalami kemajuan yang sangat pesat. Dengan teknologi ini, kalangan ahli biologi kini mampu mengembangkan apa yang disebut sebagai cloning yang bisa diterapkan pada tumbuhan, hewan, dan sangat mungkin juga pada manusia. Dengan rekayasa cloning ini, para ahli memang dapat menciptakan mahluk baru tanpa melalui pembiakan sebagaimana lazimnya. Termasuk dalam menciptakan organ manusia yang diperlukan untuk memperbaiki atau memperbarui organ yang rusak. Namun masalahnya tentu akan lain, juka praktek cloning itu dilakukan untuk menciptakan manusia baru. Keinginan untuk menciptakan manusia tanpa melalui perkawinan seperti ini, bahkan sudah memicu munculnya pro-kontra diantara para ahli yang mendukung dan yang menentangnya. Bila tidak disikapi secara kritis, praktek cloning manusia itu, bisa melahirkan dampak negatif dalam kehidupan manusia sendiri.

Dampak terburuk yang bisa terjadi bila praktek cloning manusia itu dibiarkan adalah kemungkinan hilangnya kesadaran bahwa mereka adalah mahluk ciptaan Tuhan. Kenyataan bahwa mereka bisa menciptakan segalanya dengan cloning, bisa jadi justru akan membuat mereka melupakan Sang Pencipta sendiri. Dampak lainnya adalah kemungkinan munculnya sikap superioritas perempuan yang tidak akan membutuhkan laki-laki, karena dapat mencipta manusia sendiri dari dirinya. Hal ini akan mengganggu keseimbangan relasi manusia laki-laki dan perempuan yang diciptakan Tuhan untuk saling membantu dalam suatu perkawinan. Maka tata kehidupan baru akan bergolak.

4.           4. Lingkungan hidup. 
Dari banyak pengalaman, kerusakan lingkungan akibat pembangunan industri masih terus terjadi. Sistem pengelolaan limbah industri yang tidak ditata secara tepat dan baik, menyebabkan lingkungan bukan hanya kotor, tapi juga tercemar. Asap dari industri dan juga transportasi juga menyebabkan polusi udara yang mengakibatkan terjadinya penipisan lapisan ozon dan terjadinya pemanasan global.

Pengambilan sumber alam secara besar-besaran menggunakan perangkat berteknologi canggih, melahirkan ancaman tidak tersedianya sumber alam bagi generasi mendatang. Penebangan hutan secara besar-besaran yang dilakukan tanpa memperhitungkan akibatnya, menyebabkan terjadinya penggundulan hutan yang juga mendorong makin meningkatnya suhu udara di muka bumi ini. Pembangunan reactor nuklir di tempat yang tidak tepat dan tidak secara teliti direncanakan telah ikut merusak lingkungan dan mengancam kelangsungan hidup banyak orang.

Dari sini tampak bahwa perkembangan teknologi di bidang industri pun perlu memperhatikan pengaturan terhadap lingkungan hidup manusia. Dalam lingkungan tertentu penggunaan teknologi canggih oleh kelompok masyarakat tertentu, juga bisa berakibat kelompok masyarakat yang lain terkalahkan dalam persaingan. Lihat bagaimana penggunaan pukat harimau oleh perusahaan besar telah menyingkirkan dan mematikan nelayan-nelayan tradisional. Akibatnya penduduk tidak dapat hidup layak lagi. Maka terjadi ketidakadilan yang berakibat menyengsarakan orang kecil.

5.           5. Medis. 
Kemajuan teknologi kedokteran sangat pesat, banyak peralatan medis yang mutakhir ditemukan. Kecuali dampak yang positif, sudah tampak bahwa peralatan yang modern itu juga membawa dampak negatif. Beberapa rumah sakit yang mempunyai peralatan itu, sering secara mudah menganjurkan pasien, termasuk yang secara ekonomi tak mampu, untuk menjalani diagnosa dengan alat itu meski sebenarnya tidak perlu. Akibatnya mereka harus membayar mahal. Bahkan ada beberapa dokter “memaksakan” tindakan operasi dengan menggunakan peralatan yang canggih, hanya demi mengembalikan investasi pembelian peralatan tersebut. Jadi tindakan yang dilakukan terhadap pasien, tidak lagi didasarkan pada pertimbangan untuk membantu pasien, tapi justru pada alatnya.

Dari beberapa contoh di atas menjadi jelas bahwa kecuali dampak positif dari kemajuan sains dan teknologi, juga terdapat banyak dampak negatifnya. Maka kiranya diperlukan suatu aturan main, suatu pembatasan, suatu arah bagi perkembangan teknologi, terutama dalam penggunaan hasil teknologi 


ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR
MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP (WORLDVIEW)
     1. Pengertian Pandangan Hidup

Setiap manusia mempunyai pandangan hidup. Pandangan Hidup adalah bagian isi hati yang menjelma kedalam ucapan, maksudnya disini adalah apa yang terucap dari mulut kita itu harus sesuai dengan isi hati kita. Bilamana ucapan tidak sesuai dengan isi hati maka kita bisa menyimpulkan seseorang telah berhianat. Pandangan hidup itu bersifat kodrati. Karena itu ia menentukan masa depan seseorang. Untuk itu perlu dijelaskan pula apa arti pendapat hidup. Pendapat hidup artinya pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan, petunjuk hidup didunia. Pendapat atau pertimbangan itu merupakan hasil pemikiran manusia berdasarkan pengalaman sejarah menurut waktu dan tempat hidupnya.

Dengan demikian pandangan hidup itu bukanlah timbul seketika atau dalam waktu yang singkat saja, melainkan melalui proses waktu yang lama dan terus menems, sehingga hasil pemikiran itu dapat diuji kenyataannya. Hasil pemikiran itu dapat diterima oleh akal, sehingga diakui kebenarannya. Atas dasar ini manusia menerima hasil pemikiran itu sebagai pegangan, pedoman, arahan, atau petunjuk yang disebut pandangan hidup.

     2. Macam-macam Pandangan Hidup

Pandangan hidup banyak macamnya. Pandangan hidup diklasifikasikan berdasarkan asalnya:
a. Pandangan hidup yang bersal dari agama yaitu pandangan hidup yang mutlak kebenarannya.
b. Pandangan hidup yang berupa ideologi yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat pada     negara tersebut.
c. Pandangan hidup hasil renungan yaitu pandangan hidup yang relatif kebenarannya.
Sebenarnya Pandangan Hidup ini harus sejalan dengan Sikap Hidup. Sikap Hidup adalah bagian isi hati yang menjelma kedalam ucapan dan menjelma kesegenap laku perbuatan.
Jadi masyarakat dan pandangan hidup ini sangat perpengaruh erat, atau tidak maka kehidupan seseorang akan mati tidak berjalan.


     3. Pandangan Hidup Muslim

Rumusan tujuan hidup yang didasari oleh ajaran agama menempati posisi sentral, yakni orang yang hormat dan tunduk kepada nilai-nilai agama yang diyakininya, melalui figure Ulama Kharismatik, atau menurut kitab suci. Menurut ajaran Islam, tujuan hidup manusia ialah untuk menggapai ridha Allah, ibtigha mardhatillah. Firman Allah .

Tugas Hidup Seorang Muslim
Rumusan tugas hidup seorang muslim bisa dibuat berdasarkan citarasa sebagai manusia yang hidup di tengah realita objektip, oleh karena itu rumusan tugas hidup dapat berbeda-beda. Menurut ajaran Islam, tugas hidup manusia, sepanjang hidupnya hanya satu tugas, yaitu menyembah Allah, Sang Pencipta, atau dalam bahasa harian disebut ibadah. Disebutkan dalam Al Qur’an bahwa tidaklah Tuhan menjadikan Jin dan Manusia kecuali untuk menyembah kepada-Nya. Menjalankan ibadah bukanlah tujuan hidup, tetapi tugas yang harus dikerjakan sepanjang hidupnya.

Peran dalam pentas kehidupan
Dalam hal ini manusia memiliki dua peran utama; pertama sebagai hamba Allah, dan peran kedua sebagai khalifah Allah di muka bumi. Sebagai hamba Allah manusia adalah kecil dan tidak memiliki kekuasaan, oleh karena itu tugasnya hanya menyembah kepada-Nya dan berpasrah diri kepada-Nya. Namun, sebagai khalifah, manusia diberi fungsi, peran yang sangat besar, karena Allah Yang Maha Besar maka manusia sebagai wakil Allah di muka bumi memiliki tanggungjawab dan otoritas yang sangat besar. Sebagai khalifah manusia diberi tugas untuk mengelola alam semesta ini untuk kesejahteraan manusia.

Dari ketiga dimensi tersebut; Tujuan Hidup seorang muslim, tugas hidup, dan peranannya dalam kancah kehidupan dunia, dapat kita sarikan dalam sifat-sifat moral yang harus dimiliki seorang muslim adalah: Beramal shaleh, menghindari dosa, menyuruh berbuat baik, melarang berbuat munkar (amar ma’ruf nahi munkar), jujur dan mencela kebohongan, bersikap sederhana dan menjauhi pemborosan. Dalam segala hal, adil, lemah lembut dalam berbicara, menghindari perkataan yang buruk dan fitnah, sedia memaafkan, menghindari keangkuhan dan kesombongan, sabar, mengendalikan diri dan waspada, tidak kejam, sedia bertindak sebagai penengah dan pembuat perdamaian, berpegang teguh kepada keimanan, setia, dermawan, berbakti kepada kedua orang tua, berbuat baik kepada seluruh tetangga dan kerabat, sederhana, melaksanakan sumpah, menghindari sumpah palsu, dan sifat paling mulia adalah taqwa.

     4. Ideologi

Ideologi adalah kumpulan ide atau gagasan. Kata ideologi sendiri diciptakan oleh Destutt de Tracy pada akhir abad ke-18 untuk mendefinisikan “sains tentang ide”. Ideologi dapat dianggap sebagai visi yang komprehensif, sebagai cara memandang segala sesuatu (bandingkan Weltanschauung), secara umum (lihat Ideologi dalam kehidupan sehari hari) dan beberapa arah filosofis (lihat Ideologi politis), atau sekelompok ide yang diajukan oleh kelas yang dominan pada seluruh anggota masyarakat. Tujuan untama dibalik ideologi adalah untuk menawarkan perubahan melalui proses pemikiran normatif. Ideologi adalah sistem pemikiran abstrak (tidak hanya sekadar pembentukan ide) yang diterapkan pada masalah publik sehingga membuat konsep ini menjadi inti politik. Secara implisit setiap pemikiran politik mengikuti sebuah ideologi walaupun tidak diletakkan sebagai sistem berpikir yang eksplisit.(definisi ideologi Marxisme).

     5. Unsur-unsur Pandangan Hidup

1.      A. Cita-cita
Cita-cita adalah suatu impian dan harapan seseorang akan masa depannya, bagi sebagian orang cita-cita itu adalah tujuan hidup dan bagi sebagian yang lain cita-cita itu hanyalah mimpi belaka. Bagi orang yang menganggapnya sebagai tujuan hidupnya maka cita-cita adalah sebuah impian yang dapat membakar semangat untuk terus melangkah maju dengan langkah yang jelas dan mantap dalam kehidupan ini sehingga ia menjadi sebuah akselerator pengembangan diri namun bagi yang menganggap cita-cita sebagai mimpi maka ia adalah sebuah impian belaka tanpa api yang dapat membakar motivasi untuk melangkah maju.

2.      B. Kebajikan 
"Bukanlah menghadapkan wajahmu (mengikuti budaya) ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah :
(1). beriman kepada : Allah, hari kemudian, malaikat- malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan
(2). memberikan harta yang dicintainya kepada : kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan
(3). memerdekakan hamba sahaya (budak),
(4). mendirikan shalat, dan
(5). menunaikan zakat; dan
(6). orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan
(7). orang-orang yang sabar dalam : kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan.

3.      C. Usaha
Hal yang terus diperjuangkan dengan motif tertentu untuk mendapatkan sesuatu yang diharapkan demi tercapainya ambisi tersebut dan dilakukan dengan sungguh sungguh.
4.       
D.  D. Keyakinan
Keyakinan adalah suatu sikap yang ditunjukkan oleh manusia saat ia merasa cukup tahu dan menyimpulkan bahwa dirinya telah mencapai kebenaran.Karena keyakinan merupakan suatu sikap, maka keyakinan seseorang tidak selalu benar atau, keyakinan semata bukanlah jaminan kebenaran. Contoh: Pada suatu masa, manusia pernah meyakini bahwa bumi merupakan pusat tata surya, belakangan disadari bahwa keyakinan itu keliru.
Kepercayaan adalah suatu keadaan psikologis pada saat seseorang menganggap suatu premis benar.


Minggu, 12 Juni 2011

ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR
MANUSIA DAN PERADABAN 

     1. Pengertian adab dan peradaban
Istilah peradaban dalam bahasa Inggris disebut Civilization. Istilah peradaban sering dipakai untuk menunjukkan pendapat dan penilaian kita terhadap perkembangan kebudayaan. Pada waktu perkembangan kebudayaan mencapai puncaknya berwujud unsur-unsur budaya yang bersifat halus, indah, tinggi, sopan, luhur dan sebagainya, maka masyarakat pemilik kebudayaan tersebut dikatakan telah memiliki peradaban yang tinggi.


Dengan batasan-batasan pengertian di atas maka istilah peradaban sering dipakai untuk hasil-hasil kebudayaan seperti: kesenian, ilmu pengetahuan dan teknologi, adat sopan santun serta pergaulan. Selain itu juga kepandaian menulis, organisasi bernegara serta masyarakat kota yang maju dan kompleks.

Huntington mendefinisikan peradaban sebagai the highest social grouping of people and the broadest level of cultural identity people have short of that which distinguish humans from other species.

Damono, 2001 menyatakan Adab berarti akhlak atau kesopanan dan kehalusan budi pekerti.

Fairchild, 1980:41, menyatakan peradaban adalah perkembangan kebudayaan yang telah mencapai tingkat tertentu yang diperoleh manusia pendukungnya.

Kontjaranigrat (1990 : 182) menyatakan peradaban untuk menyebut bagian dan unsur kebudayaan yang halus, maju, dan indah seperti misalnya kesenian, ilmu pengetahuan, adat sopan santun pergaulan, kepandaian menulis, organisasi kenegaraan, kebudayaan yang mempunyai system teknologi dan masyarakat kota yang maju dan kompleks.

Ibnu Khaldun (1332-1406 M) melihat peradaban sebagai organisasi sosial manusia, kelanjutan dari proses tamaddun (semacam urbanisasi), lewat ashabiyah (group feeling), merupakan keseluruhan kompleksitas produk pikiran kelompok manusia yang mengatasi negara, ras, suku, atau agama, yang membedakannya dari yang lain, tetapi tidak monolitik dengan sendirinya. Pendekatan terhadap peradaban bisa dilakukan dengan menggunakan organisasi sosial, kebudayaan, cara berkehidupan yang sudah maju, termasuk system IPTEK dan pemerintahannya.

Tinggi rendahnya peradaban suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh faktor:
  1. Pendidikan
  2. Kemajuan teknologi 
  3. Ilmu pengetahuan.

     2. Wujud peradaban moral 

1. Nilai-nilai dalam masyarakat dalam hubungannya dengan kesusilaan.

2. Norma : aturan, ukuran, atau pedoman yang dipergunakan dalam menentukan sesuatu benar atau salah, baik     atau buruk.

3. Etika : nilai-nilai dan norma moral tentang apa yang baik dan buruk yang menjadi pegangan dalam megatur       tingkah laku manusia. Bisa juga diartikan sebagai etiket, sopan santun.

4. Estetika : berhubungan dengan segala sesuatu yang tercakup dalam keindahan, mencakup kesatuan (unity),       keselarasan (balance), dan kebalikan (contrast).


Evolusi Budaya dan tahapan Peradaban Newel Le Roy Sims ( H P Fairchild : 1964 : 41) menyatakan Civilization is the cultural development, the distinctly human attributes and attainments of a particular society. In ordinary usage, the term imolies a fairly high stage on the culture evolutionary scale. Reference is made to ‘civilized peoples’. More civilized usage would refer to more highly and less highly civilized peoples, the refer to more highly and less highly civilized peoples, the determinative characteristic being intellectual, aesthetic technological, and spiritual attainments.

The Third Wave Alvin Tofler (1981 : 10-14)

gelombang pertama sebagai tahap peradaban pertanian, dimana dimulai kehidupan baru dari budaya meramu ke bercocok tanam. ( revolusi agraris)

gelombang kedua sebagai tahap peradaban industri penemuan mesin uap, energi listrik, mesin untuk mobil dan pesawat terbang. (revolusi industri)

gelombang ketiga sebagai tahap peradaban informasi. Penemuan TI dan komunikasi dengan computer atau alat komunikasi digital.

     3. Peradaban dan perubahan sosial
Tradisi : merupakan adat kebiasaan turun temurun yang masih dijalankan di masyarakat karena adanya penilaian bahwa cara-cara yang telah ada merupakan cara yang paling baik dan benar.

   a. Moderenisasi 

Profs Koentjaraningrat (1990:140-141) menyatakan modernisasi adalah usaha untuk hidup sesuai dengan zaman dan konstelasi dunia sekarang.

Anthony D Smith (1973:62) menyatakan modernisasi bukan semata-mata proses yang spontan dan tanpa perencanaan. ‘modernization then is a conscious set of plant and policies for changing a particular society in the direction of contemporary societies which the leaders think are more ‘advanced’ in certain respect’.

   b. Masyarakat Madani

Dari penerjemahan kata ‘Civil society’ dikenal di Indonesia sebagai masyarakat sipil, masyarakat warga, masyarakat madani, atau masyarakat adab (Wirutomo,2002). Penekanan konsep ini lebih kepada hubungan antara pemerintah dan rakyat, Negara dan masyarakat.

Apapun bentuk tindakannya yang pasti konsep itu menyangkut suatu ruang gerak masyarakat yang berada diluar Negara. Disinilah warga negar dapat terus menerus mengembangkan kemandirian diluar institusi Negara yang nantinya merupakan landasan bagi terwujudnya pranata politik formal.

Karena bidang politik pada masa lalu selalu dikaitkan dengan Negara, maka muncul konsep civil society sebagai arena bagi warga Negara yang aktif dalam politik. Tetapi lebih luas lagi konsep ini sering juga dikaitkan dengan peradaban masyarakat, yaitu suatu kualitas kebudayaan masyarakat yang ditandai oleh supremasi hukum.


Masyarakat Beradab Ketenangan, kenyamanan, ketentraman, dan kedamaian sebagai makna hakiki manusia beradab.

Konsep masyarakat adab dalam pengertian lain adalah suatu kombinasi yang ideal antara kepentingan pribadi dan kepentingan umum.


   Problematika Peradaban

Arus informasi yang berkembang cepat menumbuhkan cakrawala pandangan manusia makin terbuka luas. Teknologi yang sebenarnya merupakan alat bentu/ekstensi kemampuan diri manusia, dewasa ini telah menjadi sebuah kekuatan otonom yang justru ‘membelenggu’ perilaku dan gaya hidup kita sendiri. Dengan daya pengaruhnya yang sangat besar, karena ditopang pula oleh system-sistem sosial yang kuat, dan dalam kecepatan yang makin tinggi, teknologi telah menjadi pengarah hidup manusia. Masyarakat yang rendah kemampuan teknologinya cenderung tergantung dan hanya mampu bereaksi terhadap dampak yang ditimbulkan oleh kecanggihan teknologi.

Dampak Globalisasi Terhadap Peradaban Manusia Akibat globalisasi diantaranya masyarakat mengalami anomi/ tidak punya norma atau heteronomy/ banyak norma, sehingga terjadi kompromisme sosial terhadap hal-hal yang sebelumnya dianggap melanngar norma tunggal masyarakat.

Selain itu juga terjadinya disorientasi atau alienasi, keterasingan pada diri sendiri atau pada perilaku sendiri, akibat pertemuan budaya-budaya yang tidak sepenuhnya terintegrasi dalam kepribadian kita.
 

 
ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR
MANUSIA DAN PENDERITAAN 
     1. Pengertian Penderitaan


Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan itu dapat lahir atau batin, atau lahir batin.

Penderitaan termasuk realitas dunia dan manusia. Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat, ada yang berat ada juga yang ringan. Namun peranan individu juga menentukan berat-tidalmya intensitas penderitaan. Suatu peristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu penderitaan merupakan energi untuk bangkit bagi seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencapai kenilcmatan dan kebahagiaan.

Penderitaan akan dialami oleh semua orang, hal itu sudah merupakan "risiko" hidup. Tuhan memberikan kesenangan atau kebahagiaan kepada umatnya, tetapi juga memberikan penderitaan atau kesedihan yang kadang-kadang bennakna agar manusia sadar untuk tidak memalingkan dariNya. Untuk itu pada umumnya manusia telah diberikan tanda atau wangsit sebelumnya, hanya saja mampukah manusia menangkap atau tanggap terhadap peringatan yang diberikanNya? . Tanda atau wangsit demikian dapat berupa mimpi sebagai pemunculan rasa tidak sadar dari manusia waktu tidur, atau mengetahui melalui membaca koran tentang terjadinya penderitaan. Kepada manusia sebagai homo religius Tuhan telah memberikannya

     2. Penderitaan dan siksaan

Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan.
Siksaan: dapat berupa siksaan jasmani atau badan dan bisa juga siksaaan rohani. 
Akibat siksaan yang dialami seseorang timbullah penderitaan. Dalam kitab suci al-quran dijelaskan tentang siksaaan yang dialami manusia nanti jika musyrik, syirik, dengki, fitnah, mencuri, bohong dan sebagainya.antara lain dalam (surat al-ankabut ayat 40)
Dalam hal ini siksaan yang sifatnya psikis dimisalkan menjadi :
1. kebimbangan
2. kesepian
3. Ketakutan
sebab orang merasa ketakutan
a. claustrophobia : takut terhadap ruang tertutup
b. Agorophobia : takut terhadap ruangan terbuka
c. Gamang : takut berada di tempat ketinggian
d. Kegelapan : takut bila berada di tempat gelap
e. Kesakitan : takut yang disebabkan rasa sakit
f.  Kegagalan : takut akan mengalami kegagalan

Contoh siksaan
Rasa Sakit
Rasa sakit adalah rasa yang penderita akibat menderita suatu penyakit. Rasa sakit ini dapat menimpa setiap manusia. Kaya-miskin, besar-kecil, tua-muda, berpangkat atau rendahan tak dapat menghindarkan diri darinya. Orang bodoh atau pintar, bahkan dokter sekalipun.
Penderitaan, rasa sakit, dan siksaan merupakan rangkaian peristiwa yang satu dan lainnya tak dapat dipisahkan merupakan rentetan sebab akibat. Karena siksaan, orang merasa sakit; dan karena merasa sakit, orang menderita. Atau sebaliknya, karena penyakitnya tak sembuh-sembuh, ia merasa tersiksa hidupnya, dan mengalami penderitaan.

     3. Penderitaan dan sebabnya

   a. Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia
Penderitaan ini menyangkut tentang manusia dan lingkungan sekitarnya. Penderitaan ini kadang disebut nasib buruk. Nasib buruk ini dapat diperbaiki manusia hingga menjadi nasib baik. Dengan kata lain manusialah yang dapat memperbaiki nasibnya. Tetapi kalau takdir Allah yang menentukan kita hanya bisa menerima, sedangkan nasib buruk itu manusia sebagai penyebabnya. Maka dari itu manusia dituntut untuk berusaha untuk mendapatkan kehidupan sebaik baiknya dengan cara yang baik pula.

   b. Penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan/azab Tuhan
Ini merupakan kehendak allah, tapi dalam hal inipun manusia masih dapat berusaha yaitu dengan kesabaran, tawakal, dan optimisme dapat berupa usaha manusia mengatasi penderitaan itu.

     4.  Pengaruh penderitaan
Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan dapat pengaruh yang berbeda dari dalam dan luar dirinya. Diantaranya adalah sikap positif dan negatif:
Sikap positif : sikap optimis mengatasi penderitaan hidup bahwa hidup bukan rangkaian penderitaan
Sikap negatif : penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, ingin

ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR
MANUSIA DAN KEADILAN

     1. Pengertian
Keadilan menurut Aristoteles adalah kelayakan dalam tindakan manusia. Kelayakan diartikan sebagai titik tengah diantara ke dua ujung ckstrem yang terlalu banyak dan tcrlalu sedikit. Kedua ujung ekstrem itu menyangkut dua orang atau benda. Bila kedua orang tersebut mempunyai kesamaan dalam ukuran yang telah ditetapkan, maka masing-masing orang harus memperoleh benda atau hasil yang sama. kalau tidak sama, maka masing-masing orang akan menerima bagian yang tidak sama, sedangkan pelanggaran tcrhadap proporsi terscbut berarti ketidak adilan.

Keadilan oleh Plato diproyeksikan pada diri manusia sehingga yang dikatakan adil adalah orang yang mengendalikan diri, dan perasaannya dikendalikan oleh akal.
Lain lagi pendapat Socrates yang mcmproyeksikan keadilan pada pemerintahan.

Menurut Socrates, keadilan tercipta bilamana warga negara sudah merasakan bahwa pihak pemerintah sudah melaksanakan tugasnya dengan balk. Mengapa diproycksikan pada pemerintah, sebab pemerintah adalah pimpinan pokok yang menentukan dinamika inasyarakat.
Kong Hu Cu berpendapat lain : Kcadilan terjadi apabila anak sebagai anak, bila ayah sebagai ayah, bila raja sebagai raja, masing-masing telah mclaksanakan kcwajibannya. Pcndapat ini terbatas pada nilai-nilai tertentu yang sudah diyakini atau discpakati.

Menurut pendapat yang lebih umum dikatakan bahwa keadilan itu adalah pengakuan dan perlakuan yang seimbang antara hak dan kewajiban. Keadilan terletak pada keharmonisan menuntut hak dan menjalankan kewajiban. Atau dengan kata lain, keadilan adalah keadaan bila setiap orang memperoleh apa yang menjadi haknya dan setiap orang memperoleh bagian yang sama dan kekayaan bersama.

Berdasarkan kesadaran etis, kita diminta untuk tidak hanya menuntut hak dan lupa menjalankan kewajiban. Jika kita hanya menuntut hak dan lupa menjalankan kewajiban, maka sikap dan tindakan kita akan mengarah pada pemerasan dan memperbudak orang lain. Sebaliknya pula jika kita hanya menjalankan kewajiban dan lupa menuntut hak, maka kita akan mudah diperbudak atau diperas orang lain.

Sebagai contoh, seorang karyawan yang hanya menuntut hak kenaikan upah tanpa meningkatkan hasil kerjanya tentu cenderung disebut memeras. Sebaliknya pula, seorang majikan yang terus menerus menggunakan tenaga orang lain, tanpa memperhatikan kenaikan upah dan kesejahteraannya, maim perbuatan itu menjurus kepada sifat memperbudak orang atau pegawainya. Oleh karena itu, untuk memperoleh keadilan, misalnya, kita menuntut kenaikan upah; sudah tentu kita harus berusaha meningkatkan prestasi kerja kita. Apabila kita menjadi majikan, kita hams memikirkan keseimbangan kerja mereka dengan upah yang diterima.

     2. Jenis
 
  a. Keadilan Legal atau Keadilan Moral

Plato berpendapat bahwa keadilan dan hukum merupakan substansi rohani umum dari masyarakat yang membuat dan menjaga kesatuannya. Dalam suatu masyarakat yang adil setiap orang menjalankan pekerjaan yang menurut sifat dasarnya paling cocok baginya (The Man Behind The Gun). Pendapat Plato itu disebut keadilan moral, sedangkan, Sunoto menyebutnya keadilan legal.

Keadilan timbul karena penyatuan dan penyesuaian untuk member tempat yang selaras kepada bagian-bagian yang membentuk suatu masyarakat. Keadilan terwujud dalam masyarajat bilamana setiap anggota masyarakat melakukan fungsinya secara baik menurut kemampuannya. Fungsi penguasa ialah membagi-bagikan fungsi-fungsi dalam Negara kepada masing-masing orang sesuai dengan keserasian itu. Setiap orang tidak mencampuri tugas dan urusan yang tidak cocok baginya.

Ketidakadilan terjadi apabila ada campur tangan terhadap pihak lain yang melaksanakan tugas-tugas yang selaras sebab hal itu akan menciptakan pertentangan dan ketidakserasian. Misalnya, seorang pengurus kesehatan mencampuri urusan pendidikan, atau seorang petugas pertanian mencampuri urusan petugas kehutanan. Bila itu dilakukan maka akan terjadi kekacauan.
  b. Keadilan Distributif

Aristoteles berpendapat bahwa keadilan terlaksana bilamana hal-hal yang sama diperlakukan secara sama dan hal-hal yang tidak sama secara tidak sama (justice is done when equals are treated equally). Sebagai contoh, Ali bekerja 10 tahun dan Budi bekerja 5 tahun. Pada waktu diberikan hadiah harus dibedakan antara Ali dan Budi, yaitu perbedaan sesuai dengan lamanya bekerja. Andaikata Ali menerima Rp. 100.000,- maka Budi harus menerima Rp. 50.000. Akan tetapu bila besar hadiah Ali dan Budi sama, justru hal tersebut tidak adil.

  c. Keadilan Komutatif

Keadilan ini bertujuan memelihara ketertiban masyarakat dan kesejahteraan umum. Bagi Aristoteles pengertian keadilan itu merupakan asas pertalian dan ketertiban dalam masyarakat. Semua tindakan yang bercorak ujung ekstrim menjadikan ketidakadilan dan akan merusak atau bahkan menghancurkan pertalian dalam masyarakat.



ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR
MANUSIA DAN CINTA KASIH

     1. Pengertian Cinta Kasih

Cinta adalah rasa sangat suka atau sayang (kepada) atauppun rasa sangat kasih atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan kata Kasih, artinya perasaan sayang atau cinta (kepada) atau menaruh belas kasihan. Dengan demikian cinta kasih dapat diartikan sebagai perasaan suka (sayang) kepada seseorang yang disertai dengan menaruh belas kasihan.
Cinta sama sekali bukan nafsu, pernyataan tersebut sangat penting khususnya bagi remaja yang tingkat nafsu seksualnya sedang bergejolak. 

Perbedaan antara cinta dan nafsu adalah :
a. Cinta bersifat manusiawi, hanya pada manusialah Cinta timbul dan berkembang, sedangkan pada binatang         terbats pada naluri untuk melindungi.
b. Cinta bersifat rokhaniah, sedangkan cinta sifatnya jasmaniah. Rasa cinta dapat memberikan semangat dalam     hidup bagi orang yang mencintai dan bagi yang menerimanya, dirasakan sebagai kebahagiaan. Sedangkan         nafsu cenderung memuaskan dorongan seks semata.
c. Cinta menunjukkan perilaku memberi, sedangkan nafsu senantiasa menuntut.

Dalam bukunya Seni Mencintai, Erich Fromm (1983:24-27) menyebutkan bahwa cinta itu terutama memberi bukan menerima. Cinta selalu menyatakan unsur-unsur dasar tertentu yaitu:
- Pengasuhan, contohnya adalah cinta seorang ibu kepada anaknya.
- Tanggung Jawab, adalah tindakan yang benar-benar berdasar atas suka rela, oleh karena itu tanggung jawab    merupakan penyelenggaraan atas kebutuhan fisik.
- Perhatian, merupakan suatu perbuatan yang bertujuan untuk mengembangkan pribadi orang lain, terutama        agar mau membuka dirinya, memperhatikan sebagaimana adanya.
- Pengenalan, merupakan keinginan untuk mengetahui rahasia manusia.

Pengertian tentang cinta juga diungkapkan oleh Dr. Salito W. Sarwono dalam artikel yang berjudul Segitiga Cinta, bukan cinta segitiga. Dikatakan bahwa cinta yang ideal memiliki 3 unsur yaitu keterikatan, keintiman, kemesraan.
- Keterikatan yaitu adanya perasaan untuk hanya bersama orang yang dicintai, segala prioritas hanya untuk dia.
- Keintiman yaitu adanya kebiasaan-kebiasaan dan tingkah laku yang menunjukkan bahwa tidak ada jarak lagi,    sehingga panggilan formal digantikan dengan sekedar memanggil nama, atau sebutan lain seperti lain seperti      sayang, makan/minum dari satu piring/cangkir, tidak saling menyimpan rahasia, dst.
- Kemesraan yaitu rasa ingin membelai atau dibelai, rasa kengen apabila jauh atau lama tidak bertemu, ucapan-    ucapan yang mengatakan sayang, saling mencium, merangkul, dsb.

Selain pengertian yang dikemukakan oleh Dr. Sarlito, lni halnya pengertian cinta yang dikemukakan oleh Dr. Abdullah Nasih Ulwan, dalam bukunya manajemen cinta. Cinta adalah perasaan jiwa dan gejolak hati yang mendorong seseorang untuk mencintai kekasihnya dengan penuh gairah, lembut dan kasih sayang. Di dalam kitab suci Al-Qur’an, ditemui adanya fenomena cinta yang tersembunyi di dalam jiwa manusia. 

Cinta memiliki tiga tingakatan : Tinggi, menengah dan rendah. Tingkatan cinta tersebut diatas adalah berdasarkan firmn Alloh dalam surah At-Taubah ayat 24 yang artinya : Katakanlah : jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai; adalah lebih kamu cintai dari pada Allah dan Rasulnya dan berjihad di jalannya,maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusannya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik.
Cinta tingkat tinggi adalah cinta kepada Allah, Rasulullah dan berjihad di jalan Allah. Cinta tingkat menengah adalah cinta kepada orang tua, anak, saudara, istri/suami dan kerabat. Cinta tingkat terendah adalah cinta yang lebih mengutamakan cinta keluarga, kerabat, harta, dan tempat tinggal.

     2. Pengertian kasih sayang

Pengertian kasih sayang menurut kamus umum bahasa Indonesia karangan W.J.S.Poerwardarminta adalah perasaan sayang, perasaan cinta atau perasaan suka kepada seseorang. Dalam kasih sayang sadar atau tidak sadar dari masing-masing pihak dituntut tanggung jawab, pengorbanan, kejujuran, saling percaya, saling pengertian, saling terbuka, sehingga keduaanya merupakan kesatuan yang bulat dan utuh. Kasih Sayang, dasar komunikasi dalam suatu keluarga. Komunikasi antara anak dan orang tua. Pada prinsipnya anak terlahir dan terbentuk sebagai hasil curahan kasih sayang orang tuanya. Pengembangan watak anak dan selanjutnya tak boleh lebih dari kasih sayang dan perhatian orang tua. Suatu hubunan yang harmonis akan terjadi bila hal itu terjadi secara timbal balik antara orang tua dan anak.

Adanya kasih sayang ini mempengaruhi kehidupan si anak dalam masyarakat. Orang tua dalam memberikan kasih sayangnya bermacam-macam demikian pula sebalikya. Dari cara pemberian cinta kasih ini dapat dibedakan :
a. Orang tua bersifat aktif, si anak bersifat pasif.
Dalam hal ini orang tua memberikan kasih sayang terhadap anaknya baik berupa moral-materiil dengan sebanyak-banyaknya, dan si anak menerima saja, mengiyakan, tanpa memberikan respon. Hal ini menyebabkan si anak menjadi takut, kurang berani dalam masyarakat, tidak berani menyatakan pendapat, minder, sehingga si anak tidak mampu berdiri sendiri di dalam masyarakat.

b. Orang tua bersifat pasif, si anak bersifat aktif.
Dalam hal ini si anak berlebih-lebihan memberikan kasih sayang terhadap orang tuanya, kasih sayang ini di berikan secara sepihak, orang tua mendiamkan saja tingakah laku si anak, tidak memberikan perhatian apa yang diperbuat si anak.

c. Ornag tua bersifat pasif, si anak bersifat pasif.
Disini jelas bahwa masing-masing membawa hidupnya, tingkah lakunya sendiri-sendiri, tanpa saling memperhatikan. Kehidupan keluarga sangat dingin, tidak ada kasih sayang, masing-masing membawa caranya sendiri, tidak ada tegur jika tidak perlu. Orang tua hanya memenuhi dalam bidang materi saja.

d. Ornag tua bersifat aktif, si anak bersifat aktif.
Dalam hal ini orang tua dan anak saling memberikan kasih sayang dengan sebanyak-banyaknya. Sehingga hubungan antara orang tua dan anak sangat intim dan mesra, saling mencintai, saling menghargai, saling membutuhkan.

• KEMESRAAN
Kemesran berasal dari kata mesra, yang artinya perasaan simpati yang akrab. Kemesraan ialah hubungan yang akrab baik antara pria wanita yang sedang dimabuk asmara maupun yang sudah berumah tangga. Kemesraan pada dasarnya merupakan perwujudan kasih sayang mendalam. Filsuf Rusia, Salovjef dalam bukunya kasih mengatakan “jika seorang pemuda jatuh cinta pada seorang gadis secara serius, is terlempar keluar dari cinta diri. Ia mulai hidup untuk orang lain”. Kemampuan mencintai memberi nilai hidup kita, dan menjadi ukuran terpenting dalam menentukan apakah kita maju atau tidak dalam evolusi kita.

Dari uraian di atas terlihat betapa agung dan sucinya cinta itu. Bila seorang mengobral cinta, maka orang itu termasuk nilai cinta, yang berarti menurunkan martabat dirinnya sendiri. Kemesraan dapat menimbulkan daya kreativitas manusia. Dengan kemesraan orang dapat menciptakan berbagai bentuk seni sesuai dengan kemampuan dan bakatnya.

• PEMUJAAN
Pemujaan adalah salah satu manifestasi cinta manusia kepada tuhannya yang diwujudkan dalam bentuk komunikasi ritual. Kecintaan manusia kepada Tuhan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Hal ini ialah karena pemujaan kepada tuhan adalah inti, nilai dan makna kehidupan yang sebenarnya. Tuhan adalah pencipta, tetapi tuhan juga penghancur segalanya, bila manusia mengabaikan segala perintahnya. Karena itu ketakutan manusia selalu mendampingi hidupnya dan untuk menghilangkan ketakutan itu manusia memujanya. Dalam surat Al-Mu’minin ayat 98 dinyatakan,” Dan aku berlindung kepada mu. Ya tuhanku, dari kehadirannya di dekatku.

Karena itu jelaslah bagi kita semua, bahwa pemujaan kepada tuhan adalah bagian hidup manusia, karena Tuhan pencipta semesta termasuk manusia itu sendiri. Dan penciptaan semesta untuk manusia.
Pemujaan-pemujaan itu sebenarnya karena manusia ingin berkomunikasi dengan Tuhannya. Hal ini berarti manusia mohon ampun atas segala dosanya. Mohon perlindungan, mohon dilimpahkan kebijaksanaan, agar ditunjukkan jalan yang benar, mohon ditambahkan segala kekutangan yang ada padanya, dan lain-lain.

     3. Prasangka
 
Prasangka berarti membuat keputusan sebelum mengetahui fakta yang relevan mengenai objek tersebut. Awalnya istilah ini merujuk pada penilaian berdasar ras seseorang sebelum memiliki informasi yang relevan yang bisa dijadikan dasar penilaian tersebut. Selanjutnya prasangka juga diterapkan pada bidang lain selain ras. Pengertiannya sekarang menjadi sikap yang tidak masuk akal yang tidak terpengaruh oleh alasan rasional

John E. Farley mengklasifikasikan prasangka ke dalam tiga kategori.
1. Prasangka kognitif, merujuk pada apa yang dianggap benar.
2. Prasangka afektif, merujuk pada apa yang disukai dan tidak disukai.
3. Prasangka konatif, merujuk pada bagaimana kecenderungan seseorang dalam bertindak.

Beberapa jenis diskriminasi terjadi karena prasangka dan dalam kebanyakan masyarakat tidak disetujui.

   A. Faktor Sosial Penyebab Prasangka
Prasangka merupakan hasil dari adanya interaksi sosial, maka cukup mudah menemukan sebab-sebab prasangka dalam kehidupan sosial. Faktor sosial yang menciptakan prasangka antar kelompok setidaknya bisa dikategorikan ke dalam enam hal, yakni: akibat konflik sosial antar individu dan antar kelompok, akibat perubahan sosial, akibat struktur sosial yang kaku, akibat keadaan sosial yang tidak adil, akibat terbatasnya sumber daya, dan adanya politisasi pihak-pihak yang mengambil keuntungan dari adanya prasangka.

Bagaimana faktor sosial di atas bisa menyebabkan munculnya prasangka dan mengapa prasangka muncul dalam interaksi sosial? Berikut adalah beberapa teori dalam ilmu psikologi yang bisa menjelaskan ;
1. Teori Kategorisasi Sosial
2. Teori Perbandingan Sosial
3. Teori Identitas Sosial
4. Teori Deprivasi Relatif
5. Teori Konflik-realistis
6. Teori Frustrasi-Agresi
7. Teori Belajar Sosial

   B. Faktor Individual Pemicu Prasangka
Sangat sering kita temui ada seseorang yang begitu mudah berprasangka tetapi ada juga yang rendah tingkat prasangkanya meskipun mereka sama-sama berada dalam satu situasi yang serupa. Seolah ada kecenderungan individu tertentu lebih berprasangka daripada individu yang lain. Mengapa hal itu terjadi? Disinilah faktor individual berperan dalam memicu prasangka.
1. Kepribadian Otoritarian dan Dogmatik
2. Teori Biologis
3. Teori Psikodinamika

ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR
MODERNISASI, GLOBALISASI, DAN UNIVERSALISME

     1. MODERNISASI


Pada dasarnya setiap masyarakat menginginkan perubahandari keadaan tertentu kea rah yang lebih baik dengan harapan akan tercapai kehidupan yang leih maju dan makmur. Keinginan akan adanya perubahan itu adalah awal dari suatu proses modernisasi.

Berikut ini adalah beberapa pengertian modernisasi dar beberapa pakar,
  A. Wilbert E Moore
Modernisasi adalah suatu transformasi total kehidupan bersama yang tradisional atau pra modern dalam arti teknologi serta organisasi social kea rah pola-pola ekonomis dan politis yang menjadi cirri Negara barat yang stabil.

  B. J W School 
Modernisasi adalah suatu transformasi, suatu perubahan masyarakat dalam segala aspek-aspeknya.

Berdasar pada dua pendapat diatas, secara sederhana modernisasi dapat diartikan sebagai perubahan masyarakat dari masyaraat tradisional ke masyarakat modern dalam seluruh aspeknya. Bentuk perubahan dalam pengertian modernisasi adalah perubahan yang terarah yang didasarkan pada suatu perencanaan yang biasa diistahkan dengan social planning.

Dalam kehidupan modern tercermin :
a. alam fikiran rasional
b. ekonomis
c. efektif
d. efisien

     2. GLOBALISASI 
Menurut asal katanya, kata "globalisasi" diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal. Achmad Suparman menyatakan Globalisasi adalah suatu proses menjadikan sesuatu (benda atau perilaku) sebagai ciri dari setiap individu di dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah Globalisasi belum memiliki definisi yang mapan, kecuali sekedar definisi kerja (working definition), sehingga bergantung dari sisi mana orang melihatnya. Ada yang memandangnya sebagai suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan ko-eksistensi dengan menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan budaya masyarakat.

Dampak positif Globalisasi :
1. Mudah memperoleh informasi dan ilmu pengetahuan
2. Mudah melakukan komunikasi
3. Cepat dalam bepergian ( mobili-tas tinggi )
4. Menumbuhkan sikap kosmopo-litan dan toleran
5. Memacu untuk meningkatkan kualitas diri
6. Mudah memenuhi kebutuhan

Dampak negatif Globalisasi:
1. Informasi yang tidak tersaring
2. Perilaku konsumtif
3. Membuat sikap menutup diri, berpikir sempit
4. Pemborosan pengeluaran dan meniru perilaku yang buruk
5. Mudah terpengaruh oleh hal yang berbau barat

Munculnya globalisasi tentunya membawa dampak bagi kehidupan suatu negara termasuk Indonesia. Dampak globalisasi tersebut meliputi dampak positif dan dampak negatif di berbagai bidang kehidupan seperti kehidupan politik, ekonomi, ideologi, sosial budaya dan lain- lain akan berdampak kepada nilai- nilai nasionalisme terhadap bangsa.

     3. UNIVERSALISME
Pengertian universalisme dalam islam :
Islam sebagai agama yang sempurna berarti lengkap, menyeluruh dan mencakup segala hal yang diperlukan bagi panduan hidup manusia. Sebagai petunjuk/ pegangan dalam hidupnya, sehingga dapat menjalani hidup dengan baik, teratur dan sejahtera, mendapatkan kebahagiaan hidup baik di dunia maupun di akhirat.

Islam adalah sistem yang menyeluruh, mencakup seluruh sisi kehidupan. Ia adalah negara dan tanah air, pemerintah dan umat, akhlaq dan kekuatan, kasih sayang dan keadilan, peradaban dan undang-undang, ilmu dan peradilan, materi dan kekayaan alam, penghasilan dan kekayaan, jihad dan dakwah, pasukan dan pemikiran. Ia adalah aqidah yang lurus, ibadah yang benar, tidak kurang tidak lebih. Syumul (universalitas) merupakan salah satu karakter Islam yang sangat istimewa jika dibandingkan dengan syariah dan tatanan buatan manusia, baik komunisme, kapitalisme, demokrasi maupun yang lainnya. Universalitas Islam meliputi waktu, tempat dan seluruh bidang kehidupan.


ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR

KEPRIBADIAN  

     1. PENGERTIAN 

Kepribadian adalah keseluruhan cara di mana seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain. Kepribadian paling sering dideskripsikan dalam istilah sifat yang bisa diukur yang ditunjukkan oleh seseorang.

     2. Teori kepribadian psikodinamika

Psikodinamika berfokus pada pergerakan energi psikologis di dalam manusia, dalam bentuk kelekatan, konflik, dan motivasi.
  a. Teori Freud
Sigmund Freud berpendapat bahwa kepribadian terdiri dari tiga sistem utama: id, ego, dan superego. Setiap tindakan kita merupakan hasil interaksi dan keseimbangan antara ketiga sistem tersebut.
  b. Teori Jung
Carl Jung pada awalnya adalah salah satu sahabat terdekat Freud dan anggota lingkaran koleganya, tetapi pertemanan mereka berakhir dalam pertengkaran tentang ketidaksadaran. Menurut Jung, di samping ketidaksadaran individual, manusia memiliki ketidaksadaran kolektif yang mencakup ingatan universal, simbol-simbol, gambaran tertentu, dan tema-tema yang disebutya sebagai arketipe.

     3. Faktor-faktor penentu kepribadian

  a. Faktor keturunan
Keturunan merujuk pada faktor genetis seorang individu.Tinggi fisik, bentuk wajah, gender, temperamen, komposisi otot dan refleks, tingkat energi dan irama biologis adalah karakteristik yang pada umumnya dianggap, entah sepenuhnya atau secara substansial, dipengaruhi oleh siapa orang tua dari individu tersebut, yaitu komposisi biologis, psikologis, dan psikologis bawaan dari individu.

Terdapat tiga dasar penelitian yang berbeda yang memberikan sejumlah kredibilitas terhadap argumen bahwa faktor keturunan memiliki peran penting dalam menentukan kepribadian seseorang. Dasar pertama berfokus pada penyokong genetis dari perilaku dan temperamen anak-anak. Dasar kedua berfokus pada anak-anak kembar yang dipisahkan sejak lahir. Dasar ketiga meneliti konsistensi kepuasan kerja dari waktu ke waktu dan dalam berbagai situasi.

  b. Faktor lingkungan
Faktor lain yang memberi pengaruh cukup besar terhadap pembentukan karakter adalah lingkungan di mana seseorang tumbuh dan dibesarkan; norma dalam keluarga, teman, dan kelompok sosial; dan pengaruh-pengaruh lain yang seorang manusia dapat alami.

     4. Sifat-sifat kepribadian

Berbagai penelitian awal mengenai struktur kepribadian berkisar di seputar upaya untuk mengidentifikasikan dan menamai karakteristik permanen yang menjelaskan perilaku individu  seseorang. Karakteristik yang umumnya melekat dalam diri seorang individu adalah malu, agresif, patuh, malas, ambisius, setia, dan takut.  Karakteristik-karakteristik tersebut jika ditunjukkan dalam berbagai situasi, disebut sifat-sifat kepribadian. Sifat kepribadian menjadi suatu hal yang mendapat perhatian cukup besar karena para peneliti telah lama meyakini bahwa sifat-sifat kepribadian dapat membantu proses seleksi karyawan, menyesuaikan bidang pekerjaan dengan individu, dan memandu keputusan pengembangan karier.

ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR

STRATIFIKASI SOSIAL

     1. PENGERTIAN

Pelapisan sosial atau stratifikasi sosial (social stratification) adalah pembedaan atau pengelompokan para anggota masyarakat secara vertikal (bertingkat).
Pengertian

Stratifikasi sosial menurut Pitirim A. Sorokin adalah perbedaan penduduk / masyarakat ke dalam lapisan-lapisan kelas secara bertingkat (hirarkis).

Pitirim A. Sorokin dalam karangannya yang berjudul “Social Stratification” mengatakan bahwa sistem lapisan dalam masyarakat itu merupakan ciri yang tetap dan umum dalam masyarakat yang hidup teratur.

Stratifikasi sosial menurut Drs. Robert M.Z. Lawang adalah penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hirarkis menurut dimensi kekuasaan, privilese dan prestise.

     2. DASAR-DASAR PEMBENTUKAN PELAPISAN SOSIAL

Ukuran atau kriteria yang menonjol atau dominan sebagai dasar pembentukan pelapisan sosial adalah sebagai berikut:

A. Ukuran kekayaan

Kekayaan (materi atau kebendaan) dapat dijadikan ukuran penempatan anggota masyarakat ke dalam lapisan-lapisan sosial yang ada, barang siapa memiliki kekayaan paling banyak mana ia akan termasuk lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial, demikian pula sebaliknya, yang tidak mempunyai kekayaan akan digolongkan ke dalam lapisan yang rendah. Kekayaan tersebut dapat dilihat antara lain pada bentuk tempat tinggal, benda-benda tersier yang dimilikinya, cara berpakaiannya, maupun kebiasaannya dalam berbelanja.

B. Ukuran kekuasaan dan wewenang

Seseorang yang mempunyai kekuasaan atau wewenang paling besar akan menempati lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial dalam masyarakat yang bersangkutan. Ukuran kekuasaan sering tidak lepas dari ukuran kekayaan, sebab orang yang kaya dalam masyarakat biasanya dapat menguasai orang-orang lain yang tidak kaya, atau sebaliknya, kekuasaan dan wewenang dapat mendatangkan kekayaan.

C. Ukuran kehormatan

Ukuran kehormatan dapat terlepas dari ukuran-ukuran kekayaan atau kekuasaan. Orang-orang yang disegani atau dihormati akan menempati lapisan atas dari sistem pelapisan sosial masyarakatnya. Ukuran kehormatan ini sangat terasa pada masyarakat tradisional, biasanya mereka sangat menghormati orang-orang yang banyak jasanya kepada masyarakat, para orang tua ataupun orang-orang yang berprilaku dan berbudi luhur.

D. Ukuran ilmu pengetahuan

Ukuran ilmu pengetahuan sering dipakai oleh anggota-anggota masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan. Seseorang yang paling menguasai ilmu pengetahuan akan menempati lapisan tinggi dalam sistem pelapisan sosial masyarakat yang bersangkutan. Penguasaan ilmu pengetahuan ini biasanya terdapat dalam gelar-gelar akademik (kesarjanaan), atau profesi yang disandang oleh seseorang, misalnya dokter, insinyur, doktorandus, doktor ataupun gelar profesional seperti profesor. Namun sering timbul akibat-akibat negatif dari kondisi ini jika gelar-gelar yang disandang tersebut lebih dinilai tinggi daripada ilmu yang dikuasainya, sehingga banyak orang yang berusaha dengan cara-cara yang tidak benar untuk memperoleh gelar kesarjanaan, misalnya dengan membeli skripsi, menyuap, ijazah palsu dan seterusnya.

     3. SISTEM STRATIFIKASI SOSIAL

a. Stratifikasi Sosial Tertutup (Closed Social Stratification)
 Stratifikasi tertutup adalah stratifikasi di mana anggota dari setiap strata sulit mengadakan mobilitas vertikal.  Satu-satunya jalan untuk masuk dalam stratifikasi ini melalui kelahiran atau keturunan.

b. Stratifikasi Sosial Terbuka (Opened Social Stratification)
 Stratifikasi sosial terbuka bersifat dinamis karena mobilitasnya sangat besar. Setiap anggota strata dapat bebas  melakukan mobilitas sosial, baik vertikal maupun horizontal.

c. Stratifikasi Campuran
 Stratifikasi campuran diartikan sebagai sistem stratifikasi yang membatasi kemungkinan berpindah strata pada  bidang tertentu, tetapi membiarkan untuk melakukan perpindahan lapisan pada bidang lain.  

    4. MOBILITAS SOSIAL 

    1. Definisi Mobilitas Sosial

 A. William Kornblum (1988: 172)
Mobilitas sosial adalah perpindahan individu-individu, keluarga-keluarga, dan kelompok sosialnya dari satu lapisan ke lapisan sosial lainnya.

 B. Soerjono Soekanto
Mobilitas sosial sebagai gerak dalam struktur sosial yaitu pola-pola tertentu yang mengatur organisasi kelompok sosial atau suatu keadaan dimana individu-individu bergerak naikatau turun dari kedudukannya.

 C. Michael S. Basis (1988: 276)
Mobilitas sosial adalah perpindahan ke atas atau ke bawah lingkungan sosioekonomi yang mengubah status sosial seseorang dalam masyarakat.

Jadi, mobilitas sosial adalah suatu perubahan atau perpindahan kelas sosial, baik ke atas maupun ke bawah, yang dialami oleh individu atau kelompok sosial, sehingga memberikan dampak berupa kelas baru yang diperoleh individu atau kelompok tadi.

    2. Jenis-jenis mobilitas sosial

a. Mobilitas sosial vertikal

Mobilitas sosial vertikal adalah perpindahan individu-individu dari satu kedudukan sosial ke kedudukan sosial lainnya yang tidak sederajat, bisa naik atau turun. Mobilitas ini dibedakan menjadi dua :

1)     Mobilitas sosial naik (social climbing mobility)

Dua bentuk utama dalam mobilitas ini adalah masuknya individu yang mulanya memiliki kedudukan lebih rendah ke dalam kedudukan yang lebih tinggi dan pembentukan suatu kelompok baru yang kemudian ditempatkan pada derajat yang lebih tinggi dari kedudukan individu pembentuk kelompok tersebut.

2)     Mobilitas sosial turun (social sinking mobility)

Mobilitas vertikal turun artinya perpindahan seseorang ke kelas sosial yang lebih rendah dari sebelumnya. Dalam mobilitas ini juga terdapat dua bentuk utama, yaitu: 
  a. Turunnya kedudukan individu ke kedudukan yang lebih rendah dari sebelumnya
  b. Turunnya derajat suatu kelompok individu yang dapat berupa disintegrasi kelompok dalam suatu kesatuan.

Menurut Pitirim A Sorokin mobilitas sosial vertikal memiliki saluran-saluran dalam masyarakat yang disebut social recculation misalnya lembaga keagamaan, angkatan bersenjata dan sebagainya. Selain itu mobilitas sosial vertikal dipengaruhi oleh faktor status sosial, keadaan ekonomi, situasi politis dan motif keagamaan.

b. Mobilitas sosial horizontal

Mobilitas horizontal merupakan peralihan individu atau objek sosial lainnya dari satu kelompok ke kelompok sosial lainnya yang sederajat. Mobilitas sosial horizontal terjadi dalam perubahan kedudukan/posisi pada strata yang sama.

c.   Mobilitas Antargenerasi

Mobilitas Antargenerasi adalah perpindahan antara dua generasi atau lebih, Mobilitas Antargenerasi dapat dibedakan menjadi dua ,yaitu sebagai berikut.
a. Mobilitas Intergenerasi 
    Adalah perpindahan status sosial yang terjadi di antara beberapa generasi.
b. Mobilitas Intragenerasi
    Adalah perpindahan status sosial yang terjadi dalam satu generasi yang sama.